Selasa, 27 November 2012

KEPEMIMPINAN ISLAM





BAB I

   PENDAHULUAN
Dalam ilmu sosiologi, kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat, dimana pemimpin selalu ada dalam berbagai kelompok baik kelompok besar seperti pemerintahan maupun kelompok kecil seperti kelompok RT sampai kelompok ibu-ibu arisan. Dari sekelompok individu dipilih salah satu yang mempunyai kelebihan diantara individu yang lain, dari hasil kesepakatan, maka muncullah seorang yang memimpin.
 Dalam era pembangunan ini diperlukan pemimpin masyarakat  yang tangguh. Pemimpin yang tangguh diharapkan  mampu memberi ilham, dorongan serta arah kepada kelompok yang dipimpin, sekaligus pula sanggup menjadi teladan yang menarik bawahannya untuk berbuat serupa.
Kepimimpinan bukan jatuh dari langit. Ia harus tumbuh dalam pribadi seseorang. Ia menuntut bakat tertentu, tetapi disamping itu pula pembinaan, baik lewat pendidikan maupun lewat pengalaman hidup sehari-hari. Oleh sebab itu, mengetahui pokok-pokok penting yang merupakan tuntunan mutlak bagi seorang pemimpin masyarakat,  merupakan satu keharusan bagi tiap pemimpin dan calon pemimpin.
Masalah kepemimpinan  merupakan masalah yang sudah tua umurnya, maka wajarlah kalau terdapat sejumlah tokoh ilmu pengetahuan yang raendalaminya di Indonesia berkembang relatif pesat. Apalagi setelah kita memproklamasikan kemerdekaan, sejak itu perhatian kita sebagai bangsa relatif besar dalam hal ini baik secara teoritis maupun secara praktis. Dari makalah ini, penulis ingin menjelaskan bagaimana hakikat kepemimpinan.
Dari masalah diatas, dapat diambil rumusam masalah sebagai berikut:
1.      Apa arti kepemimpinan ?
2.      Bagaimana Perkembangan kepemimpinan dan sifat-sifat seorang  pemimpin ?
3.      Bagaimana kepemimpinan menurut ajaran tradisional ?
4.      Bagaimana sandaran-sandaran kepemimpinan dan kepemimpinan yang dianggap efektif  ?





BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan (Leadership) adalah kemampuan seseorang (yaitu pemimpin atau leader) untuk memengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain  tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki  oleh pemimpin tersebut.
Menurut  Dr. Oteng  Sutisna Msc mengartikan kepemimpinan sebagai seorang yang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi, atau mengawasi fikiran, perasaan, tindakan atau tingkah laku orang-orang lain.
Menurut Prof. Dr. P. J. Bouman dangan mengikuti pembagian dari Max  Weber membedakan pimpinan dalam tiga ketegori yaitu pemimpin tradisional, pimpinan tradisional, pimpinan berdasarkan pertimbangan akal (pimpinan rasional) dan pimpinan kharismatik.
Kepemimpinan juga di artikan dalam 3 hal yaitu:
                     - Usaha atau kegiatan memimpin
                     - Kemampuan menjalankan usaha tersebut
   - Wibawa yang menyebabkan orang dianggap mampu memimpin
    Istilah kepemimpinan diuraikan dalam dalam arti kata memimpin.Memimpin ialah mengantar seorang atau sekelompok orang ke tujuan, sambil menggunakan sarana yang ada dan sambil berpegang kepada tata susila bersama Orang giat memimpin karena mempunyai kemampuan untuk itu dan karena mampu memimpin orang lalu dihormati, disegani dan karena itu memiliki wibawa.
            Kepemimpinan dapat dijalankan karena seorang berwibawa, Ia dinilai mampu menjadi penggerak, karena memiliki keunggulan tertentu dan sebab itu di segani dan di taati.   Kepemimpinan bisa dijalankan karena seorang memiliki wewenang yang sah.  Wibawa merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan seorang pemimpin. Wewenang tanpa wibawa kurang ampuh, sedangkan wibawa tanpa wewenang masih punya daya dorong yang besar.[1][1]



B.Perkembangan kepemimpinan  dan sifat-sifat  seorang pemimpin
Sejak mula terbentuknya  suatu kelompok sosial, seseorang atau beberapa  orang diantara warga-warganya melakukan peranan yang lebih aktif daripada rekan-rakannya sehingga orang tadi atau beberapa orang tampak lebihmenonjol dari lain-lainnya. Itulah asal mula timbulnya kepemimpinan.[2][2] 
Munculnya seorang pemimpin merupakan hasil dari suatu proses dinamis yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok. Dikalangan masyarakat Indonesia , sifat –sifat yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin, antara lain dapat di jumpai dalam apa yang merupakan warisan tradisional Indonesia, misalnya dalam  “Asta Brata”  yang merupakan kumpulan seloka dalam Ramayana, yang  memuat ajaran Sri Rama kepada  Bharata , yaitu adiknya dari lain ibu.
Asta Brata dalam kakawin Ramayana terdiri dari sepuluh seloka dimana seloka pertama dan kedua berisikan hal-hal sebagai berikut
a.  AstaBrata merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.                                                       
 b.Asta Brata memberikan kepastian bahwa seorang pemimpin yang menjalankannya akan mempunyai kekuasaan dan kewibawaan sehingga akan dapat menggerakkan bawahannya
Menurut Asta Brata tersebut, kepemimpinan yang akan berhasil harus memenuhi syarat-syarat diantaranya.
  a. Indra-brata, yang member kesenangan dalam jasmani;
b. Yama-brata, yang menunjuk pada keahlian dan kepastian hukum;
c. Surya-brata, yang menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka untuk bekerja
d. Caci-brata, yang member kesenangan rohaniah;
e. Bayu-brata, yang menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan
f. Dhana-brata, yang menunjukkan pada suatu sikap yang patut dihormati;
g. Paca­-brata, yang menunjukkan kelebihan di dalam ilmu pengetahuan, kepandaian, Agni-brata, yaitu sifat memberikan semangat kepada anak buah.
C. Kepemimpinan Menurut Ajaran Tradisional
Pimpinan tradisional  adalah  pemimpin  yang  sangat  ketat  berpegang pada adat kebiasaan  yang di turun  temurun kan .Kepemimpinan  tradisional pada umumnya bertumpu pada tata hukum yang mengatur  hidup  satu  masyarakat.
Karena berdasarkan tata hukum, maka kepemimpinan tradisional sebenarnya bersifat legal artinya bersumber pada hukum (Lex=  hukum, lagalis adalah kata sifat yang mengungkapkan kaitan sesuatu dengan hukum. 
Dalam sistem kepemimpinan tradisional yang di tekan kan adalah unsur pertalian darah , sehingga penempatan individu dalam posisi dan jabatan  yang ada tidak tergantung  pada tepat tidaknya orang tersebut berdasarkan kemampuan nya untuk menduduki posisi itu , melainkan pada dekat tidaknya pertalian keluarga dengan pemimpin tradisional itu.
Pimpinan trdisionan ini di akui kepemimpinannya bukan karena kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, melainkan hanya karena pengaruhnya dengan kelurga sudah melembaga dan menjiwai masyarakat. Hal ini terutama karena pimpinan itu mempunyai reputasi yang tinggi, sehingga keturunannya di percaya terus menerus memegang tampuk pimpinan.                             Kemudian  almarhum  Ki  Hajar  Dewantara  menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai berikut.
        Artinya seorang pemimpin yang di muka harus memiliki idealisme kuat, kedudukan, serta harus dapat menjelaskan cita-citanya kepada masyarakat  dengan cara-cara sejelas mungkin karena dia harus  mampu  menentukan  suatu tujuan bagi masyarakat yang dipimpinnya, serta merintis ke arah tujuan tersebut dengan menghilangkan segala hambatan, antara lain dengan menghapuskan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah using.
Seorang pemimpin di tengah mengikuti kehendak yang di bentuk masyarakat. Ia selalu dapat mengamati jalannya masyarakat, serta dapat merasakan suka dukanya. Dan dia di harapkan dapat merumuskan perasaan-perasaan serta keinginan-keinginan masyarakat  dan juga menimbulkan keinginan masyarakat untuk memperbaiki keadaan yang kurang menguntungkan.
Seorang pemimpin yang di belakang diharapkan mempunyai kemampuan untuk mengikuti perkembangan masyarakat. Dia berkewajiban untuk menjaga agar perkembangan masyarakat tidak menyimpang dari norma-norma dan nilai-nilai yang pada suatu masa di hargai oleh masyarakat. Sendi-sendi kepemimpinannya adalah keutuhan dan harmoni. Kepemimpinan di belakang masih jelas tergambar dari istilah-istilah seperti “pamong raja”, “pamong desa” dan seterusnya yang menggambarkan bahwa fungsi pemimpin adalah untuk membimbing masyarakat.
            Perlu dicatat bahwa kepemimpinan dalam masyarakat-masyarakat tradisional pada umumnya dilaksanakan secara kolegal (bersama-sama), contohnya seorang penyumbang marga sebagai kepala adat di Daerah Lampung tidak akan brtindak sendiri sebelum di rundingkan dalam suatu rapat.
D. Sandaran-sandaran Kepemimpinan danKepemimpinan yang Dianggap  Efektif
Kepemimpinan seseorang (pemimpin) harus mempunyai sandaran-sandaran kemasyarakatan atau social basis.Pertama-tama kepemimpinan erat hubungannya dengan susunan masyarakat. Masyarakat-masyarakat yang agraris di mana belum ada spesialisasi biasanya kepemimpinan meliputi seluruh bidang kehidupan masyarakat.
Kekuatan kepemimpinan juga di tentukan oleh suatu lapangan kehidupan masyarakat yang pada suatu saat mendapat perhatian khusus dari masyarakat yang  di sebut cultural focus.
Setiap kepemimpinan yang efektif harus memperhitungkan social basis apabila tidak menghendaki timbulnya ketegangan-ketegangan  atau setidak-tidaknya terhindar dari pemerintahan boneka belaka.


BAB III
KESIMPULAN
Kepemimpinan (leadership)
Kemampuan seseorang untuk memengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-pengikut) sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.
Kepemimpinan bisa dibedakan menjadi dua:
1.   Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu kompliks dari hak-hak dan kewajiban kewajiban yang tepat dimiliki oleh suatu orang atau badan.
2. Sebagai suatu proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang atau suatu badan, yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
Sifat Kepemimpinan
1. Resmi (formal leadership), yaitu kepemimpinan yang tersimpul di dalam suatu jabatan .
2. Tidak resmi (informal leadership), yaitu kepemimpinan karena pengakuan masyarakat dan kemampuan seseorang untuk menjalankan kepemimpinan.
Berdasarkan mitologi  Indonesia
Kepemimpinan yang baik tersimpul dalam Asta Brata yang pada pokoknya menggambarkan sifat-sifat dan kepribadian yang harus di jalankan seorang pemimpin.
Ajaran-ajaran tradisional bertumpu pada tata hukum yang mengatur hidup masyarakat. Ajaran tradisional  di jawa yang memberikan pepatah
           


DAFTAR PUSTAKA
Ø  Riberu, J. Dasar-Dasar Kepemimpinan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1992.
Ø  Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Ø  Wila Huky, Da. Pengantar Sosiologi, Surabaya: Usaha Nasional, 1985





1 komentar:

  1. If you're trying to lose weight then you certainly need to start using this totally brand new custom keto meal plan diet.

    To create this keto diet service, certified nutritionists, personal trainers, and top chefs have joined together to develop keto meal plans that are productive, decent, price-efficient, and satisfying.

    Since their first launch in early 2019, 1000's of people have already transformed their body and health with the benefits a proper keto meal plan diet can offer.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover 8 scientifically-proven ones offered by the keto meal plan diet.

    BalasHapus